Sunday, July 7, 2013

Hutang-Piutang Lunas Karena Doa


Abu Said Al-Khudhri ra, "Pada suatu hari Rasulullah saw hendak masuk ke masjid, tapi beliau melihat seorang sahabat bernama Abu Ummamah ra, Sedang duduk disana. Beliau bertanya : "Wahai Abu Ummamah kenapa engkau duduk diluar saat sedang waktu sholat ?" ia menjawab : "Aku bingung memikirkan utangku ya Rasulullah." Rasulullah bertanya : "Maukah engkau aku ajarkan satu doa, yang bisa menghilangkan kebingungan dan dapat melunasi hutang mu, Apabila kau bacakan ?" ia menjawab : "Tentu Raulullah." Rasulullah bersabda : "Jika engkau berada diwaktu pagi maupun sore hari, maka bacalah doa :

 ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻬَﻢِّ ﻭَﺍﻟْﺤَﺰَﻥِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻌَﺠْﺰِ ﻭَﺍﻟْﻜَﺴَﻞِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺠُﺒْﻦِ  
 ﻭَﺍﻟْﺒُﺨْﻞِ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻏَﻠَﺒَﺔِ ﺍﻟﺪَّﻳْﻦِ ﻭَﻗَﻬْﺮِ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ

 Artinya : "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau, dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia". Kata Abu Ummamah ra. Setelah membaca doa tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingungan ku, dan membayar lunas hutang ku." (HR. Abu Dawud : 4/353).
 
Doa yang ampuh yang di ajarkan oleh Rasulullah untuk dapat melunasi problem hutang yang berkepanjangan, didalam doa tersebut terdapat permohonan Agar Allah melindungi Manusia dari masalah kehidupan, segenap masalah tersebut sangat berkorelasi dengan keadaan seseorang yang sedang dililit hutang.  
Pertama : "Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih" Orang yang terlilit hutang bisanya dalam kebingungan dan tenggelam dalam kesedihan, karena keadaan hutang seolah membuat hidup tidak ada kepastian, dan larut dalam kesedihan.
Kedua : "Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan males." Karena orang yang berhutang cenderung menjadi lemah,  Dan biasanya orang yang males tidak kreaktif dalam hidup biasanya saat menghadapi masalah hidup mengambil jalan pintas dengan berhutang.  
Ketiga : ”Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir.” Biasanya orang yang terlilit hutang menjadi orang yang diliputi rasa takut. Ia cenderung menjadi pengecut. Jauh dari sifat pemberani. Mentalnya jatuh dan tidak mudah memiliki kemantapan batin. Dan orang yang berhutang mudah menjadi kikir jauh dari sifat demawan. Bila kotak amal atau sedekah melintas di depannya ia akan membiarkannya berlalu Hal ini karena ia menggunakan logika ”Bagaimana aku bisa bersedekah, sedangkan hutangku saja belum lunas.” Keempat, ”Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang- wenangan manusia.” Doa bagian akhir mengandung inti permohonan seorang yang terlilit hutang. 
Ia serahkan harapannya sepenuhnya kepada Allah ta’aala Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji agar menuntaskan problem hutang yang berkepanjangan membebani hidupnya. Di samping itu ia memohon agar dirinya dilindungi Allah ta’aala dari kesewenang- wenangan manusia. Kesewenangan dimaksud terutama yang bersumber dari fihak yang berpiutang. Sebab tidak jarang ditemukan bahwa fihak yang berpiutang lantas bertindak zalim kepada yang berhutang. Ia merasa telah menanam jasa dengan meminjamkan uang kepada yang berhutang.
Lalu ia merasa berhak untuk berbuat sekehendaknya kepada yang berhutang apalagi jika yang berhutang menunjukkan gejala tidak sanggup melunasi hutangnya dengan segera. Itulah sebabnya dunia modern dewasa ini banyak diwarnai oleh berbagai tindak kezaliman. Sebab dalam era dunia modern manusia sangat mudah berhutang. Dalam kebanyakan transaksi manusia dianjurkan untuk terlibat dalam hutang alias transaksi yang tidak tunai. Sedikit sedikit kredit. Apalagi skema pelunasan hutangnya melibatkan praktek riba yang termasuk dosa besar. Islam adalah ajaran yang menganjurkan manusia untuk membiasakan diri bertransaksi secara tunai. Ini bukan berarti Islam mengharamkan berhutang. Hanya saja Islam memandang bahwa berhutang merupakan suatu pilihan yang bukan ideal dan utama. Itulah sebabnya ayat terpanjang di dalam Al-Qur’an ialah ayat mengenai berhutang, yaitu surah Al-Baqarah ayat 282. Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu didatangi anaknya yang hendak meminjam uang. Lalu ia berkata kepadanya ”Nak, aku tidak punya uang.” Lantas anaknya mengusulkan agar ayahnya pinjamkan dari Baitul Maal (Simpanan Kekayaan Negara). Maka Umar-pun menulis memo kepada pemegang kunci Biatul Maal yang isinya: ”Wahai bendahara, tolong keluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk aku pinjamkan ke anakku. Nanti biar aku cicil dengan potong gajiku tiga bulan ke depan.” Maka memo tersebut dibawa oleh anaknya dan diserahkan kepada bendahara. Tidak berapa lama iapun kembali menemui ayahnya dengan wajah murung.
”Ayah, aku tidak menerima apa- apa dari bendahara kecuali secarik kertas ini untuk disampaikan kepadamu.” Maka Umar menyuruh anaknya membacakan isi memo balasan itu.
Isinya ”Wahai Amirul Mu’minin Umar bin Khattab, bagiku sangatlah mudah untuk mengeluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk engkau pinjam. Namun aku minta syarat terlebih dahulu darimu. Aku minta agar engkau memberi jaminan kepadaku bahwa tiga bulan ke depan Amirul Mu’minin Umar bin Khattab masih hidup di dunia untuk melunasi hutang tersebut.” Maka Umar langsung beristighfar dan menyuruh anaknya pulang...!





No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya, Silakan tinggalkan jejak anda