Dari seorang ahli fiqih, bahwa ketika ditanya tentang kedua orang tua yang telah meninggal dengan kemarahannya, Apakah mungkin bisa, anaknya berusaha agar keduanya menjadi rela, sesudah wafatnya; dikatakan bisa denga tiga syarat :
1. Hendaklah sianak menjadi anak yang sholeh.
2. Hendaklah sianak bersilaturahmi, kepada kerabat, dan saudaranya.
3. Hendaklah sianak mendoakan kedua orang tuanya dan bersedekah juga kepada kedua orang tuanya.
Orang tua, dimana mereka berjuang membesarkan kita, saat kita lahir kedunia ini dari rahim seorang ibu, orang yang pertama kita suaranya adalah ayah kita, beliau meng-adzani kita saat kita baru dilahirkan didunia. Ibu kita adalah orang yang harus kita hormati, bayangkan dia mengandung selama sembilan bulan dengan letih dan capai, tapi tidak ada sepatah kata mengomel, menghardik anaknya yang didalam kadungan, tapi malah dia mendoakan kebaikan untuk sianak yang akan lahir.
Lalu seorang ibu saat melahirkan dia mempertaruhkan nyawanya, diriwayatkan rasa sakit yang mendekati, rasa sakit sakaratul maut ialah rasa sakit saat melahirkan, begitu sianak dilahirkan, si ibu menangis bahagia, dipeluknya anaknya yang masih merah diciumi, tidak ada wajah kemarahan dari si ibu karena kesakitan, tapi yang ada wajah kebahagiaan sehingga dia lupa rasa sakitnya.
Lalu si ibu menyusui anaknya sampai menyapinya, bila si anak buang hajat, atau kencing si ibu membersihkan dan mengantikan popoknya, tidak ada marah dia senang dan kadang dia bercanda dengan si anak. Lalu si ibu menyuapi makan sianak, si ibu bangun tengah malam dalam ngantuknya dia mengendong si anak, agar anaknya tenang karena dia menangis. tidak ada wajah marah dari siibu atau kesal karena cape.
semua diatas yang dilakukan ibu kepada sianak, dan masih banyak lagi kalo saya jabarkan, itu hanya sebagian kecil, dan saya berharap pembaca masih bisa mengingat jasa-jasa apa yang sudah ibu anda lakukan terhadap anda. Tapi kandang banyak anak yang kurang ajar, memaki orang tua, menelantarkan orang tua, dan bahkan memukul orang tuanya, dan saat ibu kita tua nanti dimana dia sudah menyerupai bayi, tidak berdaya, dan menjadi pelupa, apa yang akan engkau lakukan ? Apa sama seperti saat ibumu merawat kamu selagi bayi ? atau engkau menitipkan ke panti jompo ?
Rawatlah beliau sebagai tanda balas jasa anda walaupun itu tidak ada arti, biar kita mengendong ibu kita mengelilingi kabbah empat puluh kali tetap tidak bisa membayar jasa-jasa ibu kita.
Di dalam Al-qur'an Allah menjelaskan :
Wa qadhaa rabbaka Artinya : Allah telah memerintah suatu perkara dengan pasti.
An laa ta buduu illaa iyyaahu wa bil waalidaini ihsaanan Artinya : Janganlah engkau menyembah selain Allah, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua kamu, karena keduanya yang menjadi sebab wujud dan lahirnya kamu.
immaa yablughanna indakal kibara ahaduhumaa au kilaahumaa falaa taqul lahumaa uffin Artinya : Jika tetap ada padamu salah seorang dari antara keduanya telah sampai umur lanjut atau keduannya. Maka jangan engkau mengatakan kata-kata "cis"/"hus" kepadanya, yakni apabila mereka berbuat yang menjijikan atau memberatkan engkau dalam soal nafkah/pembiayaan.
Saudara ku jika engkau melihat orang tua tersenyum, maka saat itu Allah tengah tersenyum, Jika engkau melihat orang tuamu marah, maka saat itu Allah tengah marah. Tidak perlu mencari keramat jauh-jauh, tapi keramat yang paling ampuh adalah doa orang tua, jika orang tua sudah mengangkat tangan maka terbukalah pintu-pintu langit, Jadi minta maaflah sama orang tua jika kita punya banyak salah, dan mohon doa restunya agar hidup kita lebih mudah dan barokah...
Subahanalloh, setiap saya mendengar, atau membaca, siapa sebetulnya keramat yang sesungguhnya, saya slalu leleh air mata..
ReplyDeletehttp://www.kangalip.com/