Monday, July 1, 2013

Menjaga Remaja Islam Zaman Modern

Islam disaat sekarang begitu berat, tapi insyaAllah dengan kuasa Allah, dan selalu minta perlindungan Allah pasti bisa dilalui dengan tenang, nyaman dan tetap focus pada ibadah. Dimana saat sekarang ini pergaulan memegang peran dalam perkembangan setiap manusia, khususnya yang beragama islam. Di tengah kasus narkoba, sex bebas, dan modis.
Bayangkan jika anda orang tua yang mempunyai seorang anak, khususnya putri yang mulai beranjak remaja, tentu dalam benak anda memikirkan, agar anak anda tidak terkena pergaulan yang salah. Karena kalo sampai dia masuk ke dalam lobang yang salah pasti akan rusak semuanya.
Sementara orang selaku orang tua tidak selamanya berada disamping anaknya untuk mengawasi 1x24 jam, remaja-remaja sekarang begitu berkembang pesat, karena pengaruh dari segala aspek, baik media, maupun non media dalam arti pergaulan antar kawan.
Tidak mungkin juga kita mensortir satu-persatu teman mereka, mana yang baik dan mana yang tidak baik, lalu bagaimana cara kita menanamkan dalam diri mereka sebuah kekuatan, agar mereka secara otomatis menolak yang buruk. (bisa bikin pusing tujuh keliling nih) hahaha..InsyaAllah tidak, semuanya asalkan kita niatan baik, maka kekuatan illahi rabbi menyertai.

Terapkan dilingkungan rumah kita norma-norma islam, dimana seorang ayah dan ibu, memberikan contoh tentang islam, khususnya dalam hal beribadah. Karena sholat adalah tiang agama, jadi biar tidak rubuh agamanya yah tiangnya harus kuat. Perkenalkan pada mereka, bahwa sholat itu adalah wajib bagi ummat islam, tidak ada alasan tidak suka, suka atau tidak kalo kita beragama islam harus sholat karena wajib, dan sesuatu yang sudah di kenalkan, maka dia akan semakin mengenal dan akhirnya suka.
Ajarkan mereka mengenal huruf Al-qur,an khususnya syahadat. Karena ini hal yang utama, sejak dari dini mereka harus sudah bisa mengucapkan, karena mereka terlahir dari islam. Lalu ajarkan mereka iqro, kalo nga bisa panggil guru sekalian orang tuannya belajar sama-sama. Jadi tujuannya biar anaknya benar orang tuanya juga benar, jangan sampai kita membenarkan anak, tapi orang tuanya tidak benar.
Mengaji, juga mempunyai unsur seni, bahkan seni yang tinggi dimana didalam aturan membaca, ada maqom-maqom yang harus di pahami, biar lebih benar pengucapannya dan enak di dengar. Jadi sekarang terapkan bukan ngaji terus nga gaul, tapi orang yang ngga ngaji berarti dia tidak gaul. Dalam arti bodoh bin bego. 
 Ajak anak-anak kita ke majelis-majelis ilmu, yang sekarang banyak di mana saja, karena dengan majelis menambah tali pertemanan yang baik-baik dan menambah ilmu serta maintance keimanan. Diaman disitu dibacakan ayat-ayat Al-qur'an dan hadits, serta maulud nabi, sehingga menyentuh hati.
Ajak anak kita jalan-jalan ke mall dan ke tempat-tempat sejarah islam, dalam arti untuk studi banding, karena mungkin dimall bisa melihat pergaulan yang baik dan tidak baik, dan ke tempat sejarah islam mereka bisa belajar awal muawal islam di suatu wilayah dan histori nya sehingga menambah kekuatan mereka dalam islam dan pengetahuan dalam sejarah islam.
Ajak diskusi tentang kisah-kisah nabi, kisah-kisah tauladan islam, sehingga menjadi inspirasi mereka. 
Kalau semua ini berjalan dengan baik pasti anak anda menjadi anak yang protector pada perilaku diluar islam, disaat dia mengenal teman dia tahu bagaimana cara bergaul dalam islam, baik atau tidaknya seorang temannya, dan batasan-batasan mana untuk bergaul, dan bahaya apa yang akan mengundang Allah marah dan membawa rugi dirinya.
Anak adalah titipan Allah yang harus kita jaga dan kita kasihi dengan kasih sayang, dan anak adalah kunci kita, investasi kita kepada Allah kalo kita untung Allah memberi surgaNya, kalo kita merugi Allah murka dan menempatkan kita selaku orang tua yang sudah salah mendidik di Neraka jahanam.
Jadi janganlah kita terlalu sibuk dengan duniawi dan menelantarkan anak, karena itu akan merubah sudut pandang anak kepada kita, hilangnya rasa hormat anak kepada orang tuanya, karena orang tua yang sibuk semakin anak mencari kesibukan sendiri diluar dan tidak menjadi saling mengenal antara anak dan orang tua, ditambah sikap orang tua yang nga mau rugi dan cape, hanya menuntut anak ini harus jadi anak yang benar, padahal si orang tua belum memberikan contoh pada mereka bagaimana menjadi anak yang benar.


No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya, Silakan tinggalkan jejak anda