Jihadun Nafs menyatukan energi spiritual dalam diri manusia, karena segala bentuk keinginan yang tidak sejalan harus ditundukkan dulu dalam diri sendiri.
Dalam kenyataan banyak orang yang tertindas oleh nafsunya sendiri, karena nafsu bisa merubah sikap dan perilaku manusia, dan nafsu yang ditakutkan lagi bisa dijadikan Tuhan, oleh orang yang diperbudaknya. Coba kita perhatikan peringatan Allah dalam Firmannya : "Apakah kamu tidak melihat orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya, maka siapakah yang akan memberi petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ?" (QS. Al Jatsiyah : 23).
Manusia sebagaimana yang digambarkan dalam ayat tersebut, nyata-nyata dalam kesesatan besar dan hidupnya tidak efektif, waktunya akan habis terserap karena hanya ingin memenuhi nafsunya, energinya akan habis buat melayani nafsunya belaka, bahkan orang lain pun bisa tertindas dan terseret oleh kejahatannya. Na'udzu billahi min dzalik.
Oleh sebab itu islam perlu mencanangkan Jihadun nafs. Manusia dituntut untuk berusaha dan berjuang membersihkan dirinya (Jihadun Nafs) dengan sungguh-sungguh dari keinginan-keinginan nafsu yang akan memperbudaknya.
Sebagai anugerah Tuhan Nafsu tidak harus dibabat, dipasung dan dibasmi habis, tetapi harus terkendali, diarahkan dan dikelola sehingga bisa menghasilkan energi yang positif. Dengan demikian diri ada suatu filter dimana keinginan yang baik akan tersalurkan dan keinginan yang tidak baik bisa dinetralisir lalu diperbaiki.
Jihadun nafs, tidak perlu menutup diri rapat-rapat dari dunia luar, dari pergaulan, karena kuatir nafsunya akan bergolak dan tak mampu mengendalikannya, tidak juga harus memenjara diri, memisah diri dari dinding tebal terhadap dunia luar. tetapi menyerah untuk selamanya, apalagi sampai meniadakan keinginan untuk selama-lamanya tanpa memberi penyaluran dalam hidup luas sedikitpun, jadi yang dibutuhkan adalah bisa mengendalikan diri.
Selalulah kita mendekati diri kepada Allah agar selalu diberi petunjuk jalan yang benar dan jangan sampai kita terjerumus jalan yang salah, karena akan merugikan diri kita dan orang di sekeliling kita. Selalu berpatokan pada Al-qur'an dan hadits, dan selalu berpikir pintar untuk akherat, jika salah dan melanggar aturan Allah tinggalkan jangan kita nafsu bertahan didalamnya. seperti banyak yang terjadi saat sekarang ini.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya, Silakan tinggalkan jejak anda