Saturday, July 4, 2009

Jadilah Air Yang Bergerak, Bukan Yang Diam

         Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda : "Allah selalu mengasihi (senang) kepada orang mukmin yang tekun berkerja, dimana mereka memenuhi nafkah keluarganya, Dan Allah tidak senang pada orang yang menganggur, tidak beramal dunia juga akherat.
Jadi kewajiban kita sebagai hamba adalah berencana dan berusaha, dan berdoa, selanjutnya Allah yang akan memberikan segalanya, tapi alangkah bagusnya manusia itu ibarat air yang bergerak, dia akan bergerak mengalir mengikuti arus sungai, dan berakhir kelautan lepas, jika sudah dilaut yang luas, maka akan segala macam ikan ada disana, tapi jika manusia menjadi air yang diam dan tidak bergerak, maka air itu lama-kelamaan akan habis.
Diriwayatkan, dari A'masy dari Abdullah Muharriq, katanya : Ada seorang pemuda lewat, lalu Abu Bakar dan Umar berkata : "Untung sekali jika ketangkasan dan kecakapan seorang pemuda itu dimanfaatkan untuk jihad fi sabillilah, pasti besar sekali pahalanya. Lalu Nabi Muhammad saw bersabda : "Jika pemuda itu membantu berkerja orang tuanya yang sudah tua, maka dia telah jihat fi sabilillah, jika pemuda itu berkerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, anak dan istrinya, maka dia telah jihad fi sabilillah, dan jika dia berkerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan tidak mengemis, maka dia telah jihad fi sabilillah, tapi apabila dia berkeja sekedar mencari populeritas, dan agar menjadi kebanggaan, maka dia telah masuk dalam perangkap syetan.
Jadi mereka yang berkerja dengan tujuan karena untuk kebutuhan dirinya sendiri, dan keluarganya, dan mereka mencari pada jalan yang benar, yaitu jalan yang di ridhoin Allah, Maka dia jihad fi sabilillah. Memang tugas seorang suami khususnya menjadi imam, ayah, dan mencari nafkah yang halal, karena jika dia mencari nafkah yang haram sama dengan dia menghantarkan keluarganya pada lobang neraka.
Jadi bagi mereka yang sehat, tidak ada alasan untuk tidak berkerja, angkatlah kepala kamu dan carilah kerjaan yang halal, karena Allah telah mengariskan rezeki kita masing-masing.
Carilah yang halal dengan benar dan sabar, misalnya Allah memberi rezeki pada seorang tukang tambalban hari ini dia mendapat dua ban untuk di tambal, tapi karena dia tidak sabar akhirnya dia menebarkan paku dijalan, maka rezeki yang sudah Allah gariskan turun dengan halal, karena ketidaksabarannya menjadi rezeki yang haram.
Allah mengetahui porsi-porsi hambaNya, Allah takut kalo hambaNya diberi lebih maka akan menjadi rusak dan bejat seperti Firman Allah dibawah ini :
وَلَوْ بَسَطَ ٱللَّهُ ٱلرِّزْقَ لِعِبَادِهِۦ لَبَغَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَـٰكِن يُنَزِّلُ بِقَدَرٍۢ مَّا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ بِعِبَادِهِۦ خَبِيرٌۢ بَصِيرٌۭ [٤٢:٢٧]
Artinya :
Kalau saja Allah meluaskan rezeki semua hamba-Nya, sebagaimana mereka harapkan, niscaya mereka akan menjadi sewenang-wenang dan berbuat zalim di bumi. Tetapi Allah meluaskan dan menyempitkan rezeki siapa saja yang Dia kehendaki sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Allah benar-benar mengetahui urusan semua hamba-Nya, baik yang tersembunyi maupun yang tampak. Kemudian, dengan kebijaksanaan- Nya pula, Dia menentukan segala sesuatu yang bisa membawa kebaikan kepada urusan-urusan mereka itu. 

Inilah bukti rasa sayang Allah kepada hambaNya, dia begitu memperhatikan hambaNya, hanya kadang kitalah yang kurang bersyukur, dan salah sangka, jika memang kita menjadi orang yang bersyukur dan bisa memegang amanat Allah (harta) maka Allah akan tambahkan. Jika Allah sudah percaya maka niscaya rizki itu tidak bisa di bendung lagi dia akan turun, bagaikan hujan yang deras dari langit, maka gunakan dan belanjakan harta kamu di jalan Allah dan selalu bersyukur.
"Allah melarang orang yang makan, makanan dari hasil rezeki yang haram, karena diharamkan syurga bagi orang-orang seperti ini, maka lindungilah keluargamu dari yang haram.

 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya, Silakan tinggalkan jejak anda